Puisi yang muncul sebagai ungkapan perasaan hidup sebagaimana digambarkan dalam bentuk bahasa. Di antara mereka termasuk penghargaan batin yang mendalam untuk sesuatu di luar dirinya. Biasanya dalam bentuk nostalgia, kedekatan atau cinta kepada Tuhan. Beberapa penyair memilih puisi sebagai cara untuk mengungkapkan kekaguman dan cinta kepada Sang Pencipta. Melalui puisi ini, para penyair mengenali keagungan dan kebesaran Tuhan dengan kata-kata halus yang mampu menyentuh hati pembaca mereka.
1.Padamu Jua (Amir Hamzah)
Untuk menggaruk
Semua cintaku hilang
aku pulang ke rumah
Seperti sebelumnya
Anda adalah pot berkilau
Cahaya dari jendela di malam hari
Rumah gelisah perlahan
Sabar, setia, selalu
Cintaku
Saya seorang manusia
Rindu rasa
terlihat terjawab
Dimana kamu
tidak ada yang luar biasa
yang pingsan
Hanya kata-kata yang membuat hati
Kamu cemburu
kamu galak
Aku berada dalam genggamanmu, Prey
dapatkan pertukaran gratis
Kejar aku, tujuan gila
Sayang dan masih banyak lagi untukmu
Kamu cantik dan menarik
Darah yang sama di balik tirai
cinta yang tenang
Sementara itu saja
Maka sudah saatnya – bukan giliranku
hari kematian – bukan teman saya
Meskipun sekilas tampak seperti puisi yang menceritakan pertemuan dua kekasih yang terpisah untuk waktu yang lama, puisi ini lebih mengacu pada rasa pertemuan abadi, yang merupakan persahabatan dengan Tuhan setelah kematian. Seorang kekasih tidak selalu berarti seorang pria, seorang kekasih yang disebut dalam puisi ini adalah Tuhan yang terus mencintai, bahkan jika orang masih berpaling.
2. Doa (Anwar)
Tuanku
dalam pikiranku
Sekali lagi saya menyebutkan nama Anda
sangat sulit
karena kamu penuh di mana-mana
Terangmu suci
lilin detak jantung hidup tenang dalam gelap
Tuanku
Saya kehilangan bentuk
hancur
Tuanku
Saya sedang berjalan di negara asing
Tuanku
ke pintu Anda, ketuk
Saya tidak bisa berpaling
Puisi ini adalah salah satu puisi paling terkenal dari periode 1945 Anwar. Puisi ini mengungkapkan tema agama dan yang ilahi begitu kental, transparan dan mudah dipahami oleh semua orang. Dalam puisi ini, penyair juga berusaha untuk menekankan bahwa ia tidak menemukan solusi untuk masalah-masalah kehidupan, Tuhan selalu menjadi tempat terbaik untuk kembali. Istilah “Mengembara di negara asing” adalah perumpamaan yang mengingatkan kita bahwa hidup pada dasarnya hanyalah perjalanan, dan suatu hari kita akan kembali ke tempat asal kita.
3. Sajadah Panjang (Taufik Ismail)
Ada sajadah yang panjang
Dari kaki dudukan
Di ujung kuburku
kuburanku saat dia meninggal
Ada sajadah yang panjang
Saya membungkuk dan bersujud
Di sajadah panjang ini
interupsi hanya diselingi
Mencari penghidupan, untuk pengetahuan
Mengukur jalanan sepanjang hari
Suara azan
Saya jatuh lagi
Ada sajadah yang panjang
Saya berlutut dan membungkuk
Saya jatuh dan tidak lepas dari dahi saya
Dalam mengingatkan Anda
Sepenuhnya.
Puisi ini dikenal luas setelah diubah menjadi lagu Bimbo. Puisi ini adalah semacam pengingat akan pembacanya terhadap Tuhan. Penyair, yang dikenal karena mistisnya, membuat semacam pengakuan bahwa sebuah karya sastra adalah zikir. Dia juga mengatakan bahwa penciptaan puisi adalah untuk kebaikan. Penggunaan kata “sajadah” dalam puisi ini juga mengacu pada kegiatan utama yang dilakukan di atasnya, yaitu doa. Seperti diketahui oleh umat Islam, bahwa sholat adalah suatu bentuk ibadah yang selalu diwajibkan untuk berpikir dan bertani kita pergi bersama Tuhan sebelum akhirnya kita benar-benar mendapatkan kubur dan bertemu langsung dengan sang pencipta.
4. Tuhan, kami sangat dekat (oleh Abdul Hadi WM)
Tuhan
Kami sangat dekat
Seperti api dengan panas
Saya panas api Anda
Tuhan
Kami sangat dekat
Seperti kain katun
Kapas saya di kain Anda
Tuhan
Kami sangat dekat
Seperti angin bersamanya
Kami sangat dekat
dalam gelap
Sekarang aku
Lampu Anda akan
Dalam ayat-ayat puisi ini, penyair menunjukkan perasaan kedekatan dengan Tuhan. “Tuhan, kita sudah sangat dekat,” yang akan diulang tiga kali menunjukkan bahwa antara penyair dan komunikasi Tuhan sudah diatur hampir cukup. Ukurannya mendekati atau tidak dekat seseorang dengan Tuhan adalah perbuatan baik yang telah dilakukan oleh seseorang.
Demikianlah beberapa contoh puisi religious yang terkenal di negara Indonesia.
Baca juga : 6 Cara Untuk Membuat Puisi Religious